Apakah Orang dengan Gangguan Bipolar Kurang Empati?
Isi
- Gambaran
- Mania dan depresi
- Mania
- Depresi
- Apa empati?
- Apa kata penelitian itu
- Jurnal studi Penelitian Psikiatri
- Studi Penelitian Skizofrenia
- Jurnal Neuropsikiatri dan studi Neurosciences Klinis
- Bawa pulang
Gambaran
Sebagian besar dari kita mengalami pasang surut. Itu bagian dari hidup. Tetapi penderita bipolar mengalami pasang surut yang cukup ekstrim untuk mengganggu hubungan pribadi, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari.
Gangguan bipolar, juga disebut depresi manik, adalah gangguan mental. Penyebabnya tidak diketahui. Para ilmuwan percaya bahwa genetika dan ketidakseimbangan neurotransmiter yang membawa sinyal antar sel otak menawarkan petunjuk yang kuat. Hampir 6 juta orang dewasa Amerika memiliki gangguan bipolar, menurut Brain & Behavior Research Foundation.
Mania dan depresi
Ada berbagai jenis gangguan bipolar dan variasi bernuansa dari setiap jenis. Setiap jenis memiliki dua komponen yang sama: mania atau hipomania, dan depresi.
Mania
Episode manik adalah "naik" atau "naik" dari depresi bipolar. Beberapa orang mungkin menikmati euforia yang bisa terjadi dengan mania. Mania, bagaimanapun, dapat menyebabkan perilaku berisiko. Ini mungkin termasuk menguras rekening tabungan Anda, minum terlalu banyak, atau memberi tahu atasan Anda.
Gejala umum mania meliputi:
- energi tinggi dan kegelisahan
- mengurangi kebutuhan tidur
- berlebihan, berlomba pikiran dan ucapan
- kesulitan berkonsentrasi dan tetap pada tugas
- kemegahan atau harga diri
- impulsif
- mudah tersinggung atau tidak sabar
Depresi
Episode depresi dapat digambarkan sebagai "terendah" dari gangguan bipolar.
Gejala umum episode depresi meliputi:
- kesedihan yang terus-menerus
- kekurangan energi atau kelesuan
- kesulitan tidur
- kehilangan minat pada aktivitas normal
- kesulitan berkonsentrasi
- perasaan putus asa
- khawatir atau cemas
- pikiran untuk bunuh diri
Setiap orang mengalami gangguan bipolar secara berbeda. Bagi banyak orang, depresi adalah gejala yang dominan. Seseorang mungkin juga mengalami high tanpa depresi, meskipun ini jarang terjadi. Orang lain mungkin memiliki kombinasi gejala depresi dan manik.
Apa empati?
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Ini adalah kombinasi yang tulus dari "berjalan dengan sepatu orang lain" dan "merasakan sakitnya". Psikolog sering merujuk pada dua jenis empati: afektif dan kognitif.
Empati afektif adalah kemampuan untuk merasakan atau berbagi emosi orang lain. Terkadang disebut empati emosional atau empati primitif.
Empati kognitif adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami perspektif dan emosi orang lain.
Dalam sebuah studi tahun 2008 yang melihat gambar MRI otak orang, empati afektif terlihat mempengaruhi otak dengan cara yang berbeda dari empati kognitif. Empati afektif mengaktifkan area pemrosesan emosi di otak. Empati kognitif mengaktifkan area otak yang terkait dengan fungsi eksekutif, atau pemikiran, penalaran, dan pengambilan keputusan.
Apa kata penelitian itu
Sebagian besar penelitian yang mengamati efek gangguan bipolar pada empati mengandalkan sejumlah kecil partisipan. Itu membuatnya sulit untuk mengambil kesimpulan pasti. Hasil penelitian terkadang juga bertentangan. Namun, penelitian yang ada memberikan beberapa wawasan tentang gangguan tersebut.
Ada beberapa bukti bahwa orang dengan gangguan bipolar mungkin mengalami kesulitan untuk merasakan empati afektif. Empati kognitif tampaknya kurang terpengaruh oleh gangguan bipolar daripada empati afektif. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang pengaruh gejala suasana hati pada empati.
Jurnal studi Penelitian Psikiatri
Dalam sebuah penelitian, orang dengan gangguan bipolar mengalami kesulitan mengenali dan merespons ekspresi wajah yang terkait dengan emosi tertentu. Mereka juga mengalami kesulitan memahami emosi yang mungkin mereka rasakan dalam situasi tertentu. Ini adalah contoh empati afektif.
Studi Penelitian Skizofrenia
Dalam studi lain, sekelompok peserta melaporkan sendiri pengalaman mereka dengan empati. Peserta dengan gangguan bipolar dilaporkan mengalami lebih sedikit empati dan perhatian. Para peserta kemudian diuji empati mereka melalui serangkaian tugas terkait empati. Dalam tes tersebut, para peserta mengalami lebih banyak empati daripada yang ditunjukkan oleh laporan diri mereka. Orang dengan gangguan bipolar memang mengalami kesulitan mengenali isyarat emosional pada orang lain. Ini adalah contoh empati afektif.
Jurnal Neuropsikiatri dan studi Neurosciences Klinis
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences menemukan orang dengan gangguan bipolar mengalami tekanan pribadi yang tinggi dalam menanggapi situasi interpersonal yang tegang. Ini terkait dengan empati afektif. Studi tersebut juga menentukan bahwa orang dengan gangguan bipolar memiliki kekurangan dalam empati kognitif.
Bawa pulang
Orang dengan gangguan bipolar mungkin, dalam beberapa hal, kurang berempati dibandingkan orang yang tidak memiliki gangguan tersebut. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendukung ini.
Gejala gangguan bipolar bisa sangat dikurangi dengan pengobatan. Jika Anda atau seseorang yang Anda sayangi menderita gangguan bipolar, carilah bantuan dari penyedia kesehatan mental. Mereka dapat membantu Anda menemukan pengobatan terbaik untuk gejala spesifik Anda.