Yang bisa menyebabkan bau mulut pada bayi
Isi
- 1. Mulut kering
- 2. Kebersihan mulut yang buruk
- 3. Gunakan pasta gigi yang tidak tepat
- 4. Makan makanan berbau tajam
- 5. Infeksi saluran pernafasan dan tenggorokan
- Kapan harus pergi ke dokter anak
Meskipun bau mulut lebih sering terjadi pada orang dewasa karena kebersihan mulut yang buruk, hal itu juga dapat terjadi pada bayi, disebabkan oleh beberapa masalah mulai dari makan hingga mulut kering atau infeksi saluran pernapasan, misalnya.
Namun, kebersihan yang buruk juga merupakan salah satu penyebab utama bau mulut karena, meskipun mereka belum memiliki gigi, bayi dapat mengembangkan bakteri yang sama seperti orang dewasa pada gigi, tetapi di lidah, pipi, dan gusi.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk menghilangkan bau mulut pada bayi adalah dengan menjaga kebersihan mulut yang memadai dan, jika tidak membaik, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui jika ada masalah kesehatan, memulai pengobatan yang sesuai jika perlu. Simak cara menjaga kebersihan mulut bayi dengan cara yang benar.
Beberapa penyebab bau mulut yang paling sering pada bayi antara lain:
1. Mulut kering
Bayi lebih cenderung tidur dengan mulut sedikit terbuka, sehingga mulutnya mudah kering karena seringnya aliran udara.
Dengan demikian, tetesan susu dan sisa makanan bisa mengering dan meninggalkan gula menempel di gusi, memungkinkan berkembangnya bakteri dan jamur, yang selain menyebabkan luka di mulut, menyebabkan bau mulut.
Apa yang harus dilakukan: Kebersihan mulut yang memadai harus dijaga, terutama setelah menyusui atau menyusui bayi, sehingga mencegah penumpukan tetesan ASI yang bisa mengering saat bayi memiliki mulut terbuka. Cara sederhana lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menawarkan bayi air setelah susu.
2. Kebersihan mulut yang buruk
Meski gigi baru mulai muncul sekitar usia 6 atau 8 bulan, namun sebenarnya kebersihan mulut harus dilakukan sejak lahir, karena meski tidak ada gigi, bakteri dapat mengendap di dalam mulut bayi, menyebabkan bau mulut dan masalah mulut, seperti sariawan atau gigi berlubang.
Apa yang harus dilakukan: Anda sebaiknya membersihkan mulut bayi dengan kain basah atau kain kasa, minimal dua kali sehari, hingga gigi pertama muncul. Setelah gigi lahir, dianjurkan untuk menggunakan sikat dan pasta yang lembut sesuai dengan usia bayi.
3. Gunakan pasta gigi yang tidak tepat
Dalam beberapa kasus, bau mulut bisa muncul bahkan saat Anda melakukan kebersihan yang benar dan ini bisa terjadi karena Anda tidak menggunakan pasta yang tepat.
Umumnya, pasta bayi tidak boleh mengandung bahan kimia apa pun, namun beberapa mungkin mengandung natrium lauril sulfat, zat yang digunakan untuk membuat busa dan dapat menyebabkan kekeringan pada mulut dan munculnya luka kecil. Jadi, pasta jenis ini seringkali dapat memfasilitasi perkembangan bakteri dan, akibatnya, bau mulut.
Apa yang harus dilakukan: hindari penggunaan pasta gigi yang mengandung Sodium Lauryl Sulfate dalam komposisinya, berikan preferensi pada pasta gigi netral yang menghasilkan sedikit busa.
4. Makan makanan berbau tajam
Bau mulut juga bisa muncul saat Anda mulai mengenalkan makanan baru kepada bayi Anda, terutama saat menggunakan bawang putih atau bawang bombay untuk menyiapkan makanan bayi. Hal ini terjadi karena, seperti pada orang dewasa, makanan ini meninggalkan bau yang menyengat di mulut, memperburuk napas.
Apa yang harus dilakukan: hindari sering menggunakan jenis makanan ini dalam persiapan makan bayi dan selalu jaga kebersihan mulut yang memadai setelah makan.
5. Infeksi saluran pernafasan dan tenggorokan
Infeksi saluran pernapasan dan tenggorokan, seperti sinusitis atau tonsilitis, meskipun penyebabnya jarang, juga dapat menyebabkan perkembangan bau mulut, yang biasanya dikaitkan dengan gejala lain seperti pilek, batuk atau demam, misalnya.
Apa yang harus dilakukan: Jika dicurigai adanya infeksi atau jika bau mulut tidak hilang setelah membersihkan mulut bayi dengan benar, dianjurkan untuk pergi ke dokter anak untuk mengidentifikasi penyebabnya dan memulai pengobatan yang sesuai.
Kapan harus pergi ke dokter anak
Dianjurkan untuk pergi ke dokter anak jika bayi memiliki:
- Demam di atas 38ºC;
- Munculnya plak putih di mulut;
- Gusi berdarah;
- Kehilangan selera makan;
- Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
Dalam kasus ini, bayi mungkin mengalami infeksi, sehingga dokter anak mungkin meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi dan pengobatan lain untuk meredakan gejala.