Tripophobia: apa itu, gejala utama dan pengobatan
Isi
Tripophobia ditandai dengan gangguan psikologis, di mana orang tersebut memiliki ketakutan yang tidak rasional terhadap gambar atau benda yang memiliki lubang atau pola yang tidak beraturan, seperti sarang lebah, pengelompokan lubang pada kulit, kayu, tanaman atau spons, misalnya.
Orang yang menderita ketakutan ini merasa tidak enak dan gejala seperti gatal, gemetar, kesemutan dan jijik bersentuhan dengan pola ini. Dalam kasus yang lebih parah, trypophobia dapat menyebabkan rasa sakit, peningkatan detak jantung, dan bahkan serangan panik.
Perawatan mungkin termasuk terapi eksposur bertahap, penggunaan anxiolytics dan antidepresan atau psikoterapi.
Gejala utama
Orang dengan trypophobia saat terkena pola seperti biji teratai, sarang madu, gelembung, stroberi atau krustasea, mungkin mengalami gejala seperti:
- Mabuk;
- Gemetar;
- Berkeringat;
- Menjijikkan;
- Menangis;
- Panas dingin;
- Tidak nyaman;
- Peningkatan detak jantung;
- Rasa gatal dan kesemutan yang umum.
Dalam kasus yang lebih parah, orang tersebut mungkin juga mengalami serangan panik, karena tingkat kecemasan yang ekstrem. Ketahui apa yang harus dilakukan selama serangan panik.
Apa penyebab trypophobia
Menurut penelitian, penderita tripophobia secara tidak sadar mengasosiasikan lubang atau objek dengan pola yang tidak teratur, biasanya terkait dengan pola yang dibuat oleh alam, dengan kemungkinan situasi berbahaya. Rasa bahaya ini dipicu terutama oleh kemiripan antara munculnya lubang dengan kulit hewan beracun, seperti ular misalnya, atau dengan cacing penyebab penyakit kulit, seperti tumit markisa.
Jika Anda penasaran, lihat apa itu tumit buah markisa, namun, jika Anda merasa menderita tripophobia disarankan untuk menghindari melihat gambar dari masalah ini.
Umumnya, orang yang menderita fobia ini tidak dapat membedakan antara situasi di mana ada bahaya atau tidak, karena itu adalah refleks bawah sadar yang menghasilkan reaksi yang tidak dapat dikendalikan.
Bagaimana pengobatan dilakukan
Ada beberapa cara untuk menangani gangguan psikologis ini, dengan terapi eksposur menjadi cara yang paling efektif. Jenis terapi ini membantu orang untuk mengendalikan rasa takut, mengubah responsnya terhadap objek yang menyebabkannya, dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan trauma.
Terapi ini harus dilakukan dengan bantuan psikolog melalui paparan rangsangan yang menyebabkan fobia secara bertahap. Melalui dialog, terapis menggunakan teknik relaksasi, sehingga orang tersebut menghadapi ketakutan, hingga ketidaknyamanan mereda.
Terapi ini dapat dikombinasikan dengan teknik lain yang membantu mengurangi kecemasan dan mengatasi ketakutan itu:
- Minum obat untuk membantu mengurangi kecemasan dan gejala panik, seperti beta-blocker dan obat penenang;
- Berlatih teknik relaksasi seperti yoga misalnya;
- Latihan untuk mengurangi kecemasan - lihat beberapa tip untuk mengendalikan kecemasan.
Tripophobia belum diakui dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental American Psychiatric Association, tetapi beberapa penelitian membuktikan bahwa fobia ada dan menyebabkan gejala yang mempengaruhi kehidupan seseorang.