Kabut Otak dan Rheumatoid Arthritis: Penyebab dan Perawatan
Isi
- Artritis reumatoid dan kabut otak
- Bagaimana RA memengaruhi pemikiran
- Ada apa di balik kabut otak?
- Penyebab kabut otak: Obat radang sendi
- Penyebab kabut otak: Depresi dan rasa sakit
- Mengalahkan kabut otak
- Tidur lebih banyak
- Tetap teratur
Artritis reumatoid dan kabut otak
Rheumatoid arthritis (RA) terkenal karena menyebabkan nyeri, sendi bengkak. Tetapi banyak orang dengan RA mengatakan mereka juga harus menghadapi gejala-gejala seperti pelupa, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan berpikir jernih.
Rasa tergelincir mental dikenal sebagai "kabut otak." Meskipun kabut otak bukan istilah medis, dokter telah mengakui bahwa banyak orang dengan kondisi peradangan kronis seperti RA pernah mengalaminya.
Bagaimana RA memengaruhi pemikiran
Penelitian menemukan bahwa orang dengan RA memiliki lebih banyak masalah dengan ingatan dan kemampuan untuk berpikir. Dalam sebuah studi 2012, hampir sepertiga orang dengan RA mendapat nilai rendah pada serangkaian tugas mental.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa orang dengan RA memiliki lebih banyak masalah pada tes memori, kemampuan berbicara, dan perhatian daripada orang yang tidak memiliki RA.
Masalah pemikiran juga dapat memengaruhi fungsi fisik, membuatnya lebih sulit bagi orang-orang dengan RA untuk melakukan kegiatan sehari-hari mereka.
Ada apa di balik kabut otak?
Ada banyak kemungkinan penyebab kabut otak dengan RA. Namun, belum ada satu pun penyebab yang terbukti.
Dalam sebuah studi pada tikus tahun 2009, para peneliti menemukan bukti bahwa pembengkakan di jaringan tubuh, atau peradangan, bisa disalahkan.
Pada penyakit seperti RA, peradangan memicu sinyal yang memengaruhi bahan kimia otak, yang mungkin membuat orang dengan RA merasa lelah atau tidak mampu berkonsentrasi.
Penyebab kabut otak: Obat radang sendi
Kemungkinan penyebab lain dari kabut otak adalah obat-obatan yang dikonsumsi penderita RA untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan serta menurunkan pembengkakan sendi.
Sebuah penelitian di Arthritis Care & Research menemukan bahwa orang dengan RA yang menggunakan obat kortikosteroid lebih cenderung memiliki masalah dengan tugas mental.
Namun, tidak jelas bagaimana obat ini dapat memengaruhi kemampuan berpikir.
Penyebab kabut otak: Depresi dan rasa sakit
Kemungkinan penyebab lain di balik kabut otak adalah depresi. Adalah umum bagi orang-orang yang menderita sakit kronis merasa tertekan.
Depresi dapat memengaruhi kemampuan berpikir jernih. Dan rasa sakit itu sendiri juga dapat mempengaruhi fungsi mental.
Sebuah studi 2010 di The Clinical Journal of Pain menemukan bahwa orang-orang dengan RA yang menderita banyak rasa sakit mendapat skor buruk pada tes perencanaan, pengambilan keputusan, dan memori kerja.
Mengalahkan kabut otak
Salah satu cara untuk memerangi kabut otak adalah dengan minum obat untuk RA. Obat biologik, yang disebut inhibitor TNF, menghambat peradangan. Obat-obatan ini termasuk etanercept (Enbrel) dan adalimumab (Humira).
Obat-obatan ini juga dapat meningkatkan atau mencegah kabut otak. Dengan menghilangkan rasa sakit, obat-obatan ini juga memberikan kelegaan dari gangguan konstan yang disebabkannya.
Orang dengan RA mungkin merasa lebih tajam dan lebih waspada setelah mereka tidak harus fokus pada rasa sakit mereka.
Tidur lebih banyak
Kurang tidur dapat membuat otak Anda terasa berkabut. Kelelahan juga bisa membuat rasa sakit dan gejala RA lainnya memburuk.
Perangi kabut otak dengan tidur malam penuh setiap malam. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Berolahraga, tetapi jangan berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur karena itu bisa membuat Anda terlalu bersemangat untuk tidur.
Jaga agar kamar tidur sejuk, gelap, dan nyaman. Dan, hindari kafein dan alkohol sebelum tidur.
Tetap teratur
Jika Anda merasa berkabut, cobalah beberapa alat untuk membantu Anda tetap teratur. Tuliskan rapat, acara, dan tugas-tugas penting yang harus dilakukan dalam perencana harian atau di ponsel pintar atau tablet Anda.
Siapkan rutinitas yang Anda ikuti setiap hari, dan catat semua langkahnya. Cobalah untuk menyimpan tugas paling intensif otak untuk saat-saat dalam sehari ketika Anda tahu Anda paling waspada.