6 konsekuensi kesehatan dari soda
Isi
Konsumsi minuman ringan dapat membawa beberapa konsekuensi kesehatan, karena terdiri dari sejumlah besar gula dan komponen yang dapat mengganggu fungsi tubuh, seperti asam fosfat, sirup jagung, dan kalium.
Selain itu, minuman ringan tidak memiliki nilai gizi dan mengandung garam dalam jumlah tinggi, yang mendukung retensi cairan, menyebabkan penambahan berat badan, perut kenyang, dan kaki bengkak.
Mengapa ibu hamil dan anak-anak tidak boleh minum
Soda buruk dalam kehamilan karena menyebabkan ketidaknyamanan perut, berkontribusi pada penambahan berat badan dan dapat menyebabkan retensi cairan. Selain itu, minuman ringan berbahan dasar cola, seperti Coca-Cola dan Pepsi, mengandung banyak kafein, yang selama kehamilan tidak boleh melebihi 200 mg per hari. Jika wanita hamil meminum 2 cangkir kopi dalam sehari, dia tidak bisa lagi minum kafein.
Minuman bersoda yang mengandung kafein sebaiknya juga tidak diminum saat menyusui karena kafein masuk ke dalam ASI dan dapat menyebabkan insomnia pada bayi.
Sebaliknya, pada anak-anak, soda dapat mempersulit perkembangan fisik dan mental, serta memfasilitasi munculnya penyakit seperti obesitas dan diabetes. Minuman ringan harus disingkirkan dari makanan bayi, dan jus buah, selain air, dapat dipilih untuk asupan cairan yang cukup.
Bagaimana cara mengganti minuman ringan
Salah satu cara untuk menggantikan soda adalah dengan mengonsumsi air berasa, yang juga dikenal sebagai air perasa. Ini karena biasanya digunakan sparkling water dan ditambahkan buah-buahan, seperti lemon, strawberry atau jeruk misalnya, yang bisa mengingatkan kita pada rasa soda tersebut. Lihat beberapa resep air beraroma.
Simak manfaat kesehatan dari sparkling water dengan menonton video berikut ini: