Andropause pada pria: apa itu, tanda utama dan diagnosis
Isi
Gejala utama andropause adalah perubahan suasana hati dan kelelahan yang tiba-tiba, yang muncul pada pria berusia sekitar 50 tahun, saat produksi testosteron tubuh mulai menurun.
Fase pada pria ini mirip dengan masa menopause pada wanita, ketika terjadi penurunan hormon wanita dalam tubuh dan, oleh karena itu, andropause dapat dikenal sebagai 'menopause pria'.
Jika Anda curiga akan memasuki masa menopause, periksa apa yang Anda rasakan:
- 1. Kurang energi dan kelelahan yang berlebihan
- 2. Sering merasa sedih
- 3. Berkeringat dan rasa panas
- 4. Keinginan seksual menurun
- 5. Kapasitas ereksi menurun
- 6. Tidak adanya ereksi spontan di pagi hari
- 7. Penurunan rambut tubuh, termasuk jenggot
- 8. Penurunan massa otot
- 9. Kesulitan berkonsentrasi dan masalah memori
Bagaimana cara memastikan diagnosis
Andropause dapat dengan mudah diidentifikasi melalui tes darah yang mengukur jumlah testosteron dalam tubuh. Oleh karena itu, pria berusia di atas 50 tahun dengan gejala yang mengindikasikan penurunan kadar testosteron harus berkonsultasi dengan dokter umum, ahli urologi, atau ahli endokrin.
Cara meredakan gejala andropause
Pengobatan andropause biasanya dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang meningkatkan kadar testosteron dalam darah, melalui pil atau suntikan, namun demikian, ahli urologi atau ahli endokrin adalah dokter yang harus mengevaluasi dan menunjukkan pengobatan yang paling tepat.
Selain itu, penting juga untuk memiliki kebiasaan gaya hidup sehat seperti:
- Makan makanan yang seimbang dan bervariasi;
- Latihan 2 atau 3 kali seminggu;
- Tidur 7 sampai 8 jam semalam;
Dalam kasus yang lebih parah, di mana pria tersebut menunjukkan tanda-tanda depresi, mungkin masih perlu menjalani psikoterapi atau mulai penggunaan antidepresan. Lihat lebih lanjut tentang pengobatan dan pengobatan rumahan untuk andropause.
Konsekuensi yang mungkin terjadi
Konsekuensi andropause terkait dengan penurunan kadar testosteron dalam darah, terutama bila pengobatan tidak dilakukan dan termasuk osteoporosis, yang menyebabkan peningkatan risiko patah tulang, dan anemia, karena testosteron merangsang produksi sel darah merah.