Melasma pada pria: mengapa itu terjadi dan bagaimana mengobatinya
Isi
Melasma terdiri dari munculnya bintik-bintik hitam pada kulit terutama di wajah, di tempat-tempat seperti dahi, tulang pipi, bibir atau dagu. Meski lebih sering terjadi pada wanita, karena perubahan hormonal, masalah ini juga bisa menyerang beberapa pria, terutama akibat paparan sinar matahari yang berlebihan.
Meskipun tidak ada jenis perawatan khusus yang diperlukan, karena bintik-bintik ini tidak menimbulkan gejala atau masalah kesehatan apa pun, perawatan mungkin diperlukan untuk meningkatkan estetika kulit.
Perhatikan bahwa penyebab lain selain melasma bisa menyebabkan flek hitam pada kulit.
Bagaimana pengobatan dilakukan
Perawatan harus selalu dipandu oleh dokter kulit, karena teknik perawatan harus disesuaikan dengan setiap jenis kulit dan intensitas noda. Namun, pedoman umum mencakup beberapa tindakan pencegahan yang harus diikuti dalam semua kasus, seperti:
- Hindari berjemur untuk waktu yang lama;
- Tabir surya besi dengan faktor 50 kapan pun Anda perlu keluar di jalan;
- Kenakan topi atau topi untuk melindungi wajah dari sinar matahari;
- Jangan gunakan krim atau losion aftershave mengandung alkohol atau zat yang mengiritasi kulit.
Dalam beberapa kasus, tindakan pencegahan ini cukup untuk mengurangi intensitas bintik-bintik pada kulit. Namun, jika noda tetap ada, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan dengan zat tertentu, seperti zat hipopigmentasi yang mencakup hydroquinone, asam kojic, mequinol atau tretinoin, misalnya.
Jika noda permanen dan tidak hilang dengan zat apa pun yang disebutkan di atas, dokter kulit mungkin menyarankan mengupas perawatan kimia atau laser, yang perlu dilakukan di kantor.
Pahami cara kerja chemical peeling untuk menghilangkan noda pada kulit.
Mengapa melasma muncul
Masih belum ada penyebab khusus munculnya melasma pada pria, namun faktor yang tampaknya terkait dengan peningkatan risiko masalah ini adalah paparan sinar matahari yang berlebihan dan memiliki jenis kulit yang lebih gelap.
Selain itu, ada juga hubungan antara munculnya melasma dengan penurunan jumlah testosteron dalam darah dan peningkatan hormon luteinizing. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan darah atas permintaan dokter kulit, untuk mengetahui apakah terdapat risiko berkembangnya melasma, terutama jika ada kasus lain dalam keluarga.