Bisakah Sleep Apnea Menyebabkan Disfungsi Ereksi (DE)?
Isi
Gambaran
Apnea tidur obstruktif (OSA) adalah jenis apnea tidur yang paling umum. Ini gangguan yang berpotensi serius. Orang dengan OSA berhenti bernapas berulang kali saat tidur. Mereka sering mendengkur dan sulit tidur.
Gangguan tidur dapat memengaruhi kadar testosteron dan oksigen Anda. Itu dapat menyebabkan banyak masalah berbeda, termasuk disfungsi ereksi (DE). Penelitian telah menemukan prevalensi DE yang tinggi pada pria dengan apnea tidur obstruktif, tetapi dokter tidak yakin mengapa hal itu terjadi.
Apa kata penelitian itu?
Para peneliti telah menemukan bukti bahwa pria yang menderita apnea tidur obstruktif lebih mungkin mengalami DE, dan sebaliknya. menemukan bahwa 69 persen peserta laki-laki yang didiagnosis dengan OSA juga mengalami DE. Disfungsi ereksi ditemukan pada sekitar 63 persen peserta studi dengan apnea tidur. Sebaliknya, hanya 47 persen pria dalam penelitian tanpa OSA mengalami DE.
Selain itu, dari lebih dari 120 pria dengan DE, 55 persen melaporkan gejala yang berhubungan dengan sleep apnea. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa pria dengan DE memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tidur lain yang tidak terdiagnosis.
Apnea tidur dan testosteron
Para ilmuwan masih belum tahu mengapa, tepatnya, pria dengan apnea tidur obstruktif memiliki tingkat DE yang lebih tinggi. Kurang tidur yang disebabkan oleh apnea tidur dapat menyebabkan kadar testosteron pria turun. Ini juga dapat membatasi oksigen. Testosteron dan oksigen sama-sama penting untuk ereksi yang sehat. Para peneliti juga menyarankan bahwa stres dan kelelahan yang terkait dengan kurang tidur dapat memperburuk masalah seksual.
Penelitian telah menunjukkan hubungan antara disfungsi dengan sistem endokrin dan gangguan tidur. Aktivitas berlebihan hormon antara otak dan kelenjar adrenal dapat mempengaruhi fungsi tidur dan menyebabkan terjaga. A juga menemukan bahwa kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan kurang tidur. Namun, tidak ada bukti bahwa apnea tidur obstruktif memengaruhi produksi testosteron.
Gejala apnea tidur
Ada beberapa jenis sleep apnea, meskipun tiga jenis utama adalah:
- apnea tidur obstruktif
- apnea tidur sentral
- sindrom apnea tidur kompleks
Ketiga versi gangguan tidur memiliki gejala yang serupa, yang terkadang membuat diagnosis yang tepat lebih sulit diterima. Gejala sleep apnea yang umum meliputi:
- mendengkur keras, yang lebih sering terjadi pada apnea tidur obstruktif
- periode di mana Anda berhenti bernapas selama tidur Anda, seperti yang disaksikan oleh orang lain
- bangun tiba-tiba dengan sesak napas, yang lebih sering terjadi pada apnea tidur sentral
- bangun dengan sakit tenggorokan atau mulut kering
- sakit kepala di pagi hari
- kesulitan untuk pergi dan tidur
- kantuk berlebihan di siang hari, juga dikenal sebagai hipersomnia
- masalah berkonsentrasi atau memperhatikan
- merasa mudah tersinggung
Pengobatan
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, para ilmuwan telah menemukan bahwa mengobati apnea tidur obstruktif juga dapat membantu meringankan gejala DE. Menurut International Society for Sexual Medicine, banyak pria dengan OSA yang menggunakan tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP) untuk pengobatan mengalami peningkatan ereksi. CPAP adalah perawatan untuk OSA di mana masker ditempatkan di atas hidung Anda untuk memberikan tekanan udara. CPAP dianggap dapat meningkatkan ereksi pada pria dengan OSA karena tidur yang lebih baik dapat meningkatkan kadar testosteron dan oksigen.
Sebuah studi percontohan 2013 menemukan bahwa pria dengan apnea tidur yang menjalani operasi pengangkatan jaringan, yang dikenal sebagai uvulopalatopharyngoplasty (UPPP), juga mengalami penurunan gejala DE.
Selain CPAP dan operasi pengangkatan jaringan, perawatan lain untuk apnea tidur obstruktif meliputi:
- menggunakan perangkat untuk meningkatkan tekanan udara agar saluran udara bagian atas Anda tetap terbuka
- menempatkan perangkat di atas setiap lubang hidung untuk meningkatkan tekanan udara, yang dikenal sebagai tekanan saluran napas positif ekspirasi (EPAP)
- memakai perangkat oral untuk menjaga tenggorokan Anda tetap terbuka
- menggunakan oksigen tambahan
- menangani masalah medis yang mendasari yang dapat menyebabkan apnea tidur
Dokter Anda mungkin juga merekomendasikan operasi lain, seperti:
- membuat jalur udara baru
- merestrukturisasi rahang Anda
- menanamkan batang plastik di langit-langit lunak
- menghilangkan amandel yang membesar atau kelenjar gondok
- menghilangkan polip di rongga hidung Anda
- memperbaiki septum hidung yang menyimpang
Dalam kasus yang lebih ringan, perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok dan menurunkan berat badan dapat membantu. Jika gejala Anda disebabkan atau diperburuk oleh alergi, obat untuk membantu mengendalikan alergi dapat memperbaiki gejala Anda.
Pandangan
Penelitian telah menemukan korelasi yang jelas antara apnea tidur obstruktif dan DE. Ilmuwan masih belum mengerti mengapa hubungan itu ada, tetapi ada cukup bukti untuk menunjukkan hubungan sebab akibat. Penelitian telah menunjukkan bahwa mengobati apnea tidur obstruktif dapat berdampak positif pada gejala DE. Ini karena peningkatan kadar testosteron dan oksigen.
Bicaralah dengan dokter Anda sesegera mungkin jika Anda mengalami apnea tidur dan gejala DE. Mengobati OSA tidak hanya membantu Anda mendapatkan dan mempertahankan ereksi lebih sering, tetapi juga dapat mencegah kondisi kesehatan lain seperti masalah jantung.