Gangguan Kepribadian Paranoid: apa itu, gejala dan pengobatannya
Isi
Gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan ketidakpercayaan yang berlebihan pada pihak individu dan kecurigaan terhadap orang lain, di mana niatnya, dalam banyak kasus, ditafsirkan sebagai niat jahat.
Umumnya kelainan ini muncul pada masa dewasa awal, dan bisa disebabkan oleh faktor keturunan dan pengalaman masa kanak-kanak. Perawatan dilakukan dengan sesi psikoterapi dan dalam beberapa kasus mungkin perlu menggunakan pemberian obat.
Gejala apa
Menurut DSM, yang merupakan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, gejala karakteristik seseorang dengan Gangguan Kepribadian Paranoid adalah:
- Dia mencurigai, tanpa dasar, bahwa dia dieksploitasi, dianiaya atau ditipu oleh orang lain;
- Kekhawatiran tentang keraguan tentang loyalitas atau keandalan teman atau kolega;
- Anda kesulitan mempercayai orang lain, karena takut memberikan informasi yang dapat disalahgunakan untuk melawan Anda;
- Menafsirkan makna tersembunyi, dari karakter yang memalukan atau mengancam dalam pengamatan atau peristiwa yang ramah;
- Terus-menerus menyimpan dendam, tanpa henti dengan hinaan, cedera, atau slip;
- Merasa serangan terhadap karakter atau reputasi Anda, yang tidak terlihat oleh orang lain, bereaksi cepat dengan kemarahan atau serangan balik;
- Anda sering curiga dan tanpa alasan tentang kesetiaan pasangan Anda.
Memenuhi gangguan kepribadian lainnya.
Kemungkinan penyebab
Tidak diketahui pasti apa penyebab dari gangguan kepribadian ini, namun diperkirakan hal tersebut mungkin terkait dengan faktor keturunan, karena gangguan kepribadian paranoid lebih sering terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia atau gangguan delusi.
Selain itu, pengalaman masa kecil juga dapat memengaruhi perkembangan gangguan ini.
Bagaimana pengobatan dilakukan
Dalam kebanyakan kasus, orang yang menderita gangguan kepribadian paranoid merasa bahwa mereka tidak memerlukan pengobatan dan tidak memiliki alasan untuk melakukannya.
Perawatan terdiri dari melakukan sesi psikoterapi, yang dapat menjadi tantangan bagi psikolog atau psikiater, karena orang-orang ini sulit mempercayai orang lain, termasuk terapis.