Semua Yang Harus Anda Ketahui Tentang Trypophobia
Isi
- Apa itu trypophobia?
- Pemicu
- Gambar pemicu trypophobia
- Gejala
- Apa kata penelitian itu?
- Faktor risiko
- Diagnosa
- Pengobatan
- Pandangan
Apa itu trypophobia?
Trypophobia adalah rasa takut atau jijik pada lubang yang tertutup rapat. Orang yang mengalaminya akan merasa mual saat melihat permukaan yang berlubang kecil berkumpul berdekatan. Misalnya kepala biji teratai atau tubuh buah strawberry bisa memicu rasa tidak nyaman pada seseorang dengan fobia ini.
Fobia tidak diakui secara resmi. Studi tentang trypophobia terbatas, dan penelitian yang tersedia dibagi tentang apakah itu harus dianggap sebagai kondisi resmi atau tidak.
Pemicu
Tidak banyak yang diketahui tentang trypophobia. Tetapi pemicu umum termasuk hal-hal seperti:
- polong biji teratai
- sarang lebah
- stroberi
- karang
- busa logam aluminium
- buah delima
- gelembung
- kondensasi
- blewah
- sekelompok mata
Hewan, termasuk serangga, amfibi, mamalia, dan makhluk lain yang memiliki kulit atau bulu berbintik, juga dapat memicu gejala trypophobia.
Gambar pemicu trypophobia
Gejala
Gejala dilaporkan dipicu saat seseorang melihat objek dengan kelompok kecil lubang atau bentuk yang menyerupai lubang.
Saat melihat sekumpulan lubang, penderita trypophobia bereaksi dengan jijik atau ketakutan. Beberapa gejalanya antara lain:
- merinding
- merasa jijik
- merasa tidak nyaman
- ketidaknyamanan visual seperti kelelahan mata, distorsi, atau ilusi
- kesulitan
- merasakan kulit Anda merinding
- serangan panik
- berkeringat
- mual
- tubuh bergetar
Apa kata penelitian itu?
Peneliti tidak setuju apakah akan mengklasifikasikan trypophobia sebagai fobia nyata atau tidak. Salah satu yang pertama tentang trypophobia, diterbitkan pada 2013, menunjukkan bahwa fobia mungkin merupakan perpanjangan dari ketakutan biologis terhadap hal-hal berbahaya. Para peneliti menemukan bahwa gejala dipicu oleh warna kontras tinggi dalam pengaturan grafik tertentu. Mereka berpendapat bahwa orang yang terkena trypophobia secara tidak sadar mengaitkan barang-barang yang tidak berbahaya, seperti biji teratai, dengan hewan berbahaya, seperti gurita cincin biru.
A yang diterbitkan pada April 2017 membantah temuan ini. Peneliti mensurvei anak-anak prasekolah untuk memastikan apakah rasa takut saat melihat gambar dengan lubang kecil didasarkan pada rasa takut terhadap hewan berbahaya atau respons terhadap ciri visual. Hasil mereka menunjukkan bahwa orang yang mengalami trypophobia tidak memiliki ketakutan bawah sadar terhadap makhluk berbisa. Sebaliknya, ketakutan tersebut dipicu oleh kemunculan makhluk tersebut.
“Manual Diagnostik dan Statistik” American Psychiatric Association, (DSM-5) tidak mengakui trypophobia sebagai fobia resmi. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami cakupan penuh trypophobia dan penyebab kondisinya.
Faktor risiko
Tidak banyak yang diketahui tentang faktor risiko yang terkait dengan trypophobia. Satu dari 2017 menemukan kemungkinan hubungan antara trypophobia dan gangguan depresi mayor dan gangguan kecemasan umum (GAD). Menurut para peneliti, orang dengan trypophobia lebih mungkin juga mengalami gangguan depresi mayor atau GAD. Studi lain yang diterbitkan pada 2016 juga mencatat hubungan antara kecemasan sosial dan trypophobia.
Diagnosa
Untuk mendiagnosis fobia, dokter Anda akan menanyakan serangkaian pertanyaan tentang gejala Anda. Mereka juga akan memeriksa riwayat medis, psikiatri, dan sosial Anda. Mereka mungkin juga merujuk ke DSM-5 untuk membantu diagnosis mereka. Trypophobia bukanlah kondisi yang dapat didiagnosis karena fobia tidak diakui secara resmi oleh asosiasi medis dan kesehatan mental.
Pengobatan
Ada berbagai cara untuk menangani fobia. Bentuk pengobatan yang paling efektif adalah terapi eksposur. Terapi eksposur adalah jenis psikoterapi yang berfokus pada perubahan respons Anda terhadap objek atau situasi yang menyebabkan ketakutan Anda.
Perawatan umum lainnya untuk fobia adalah terapi perilaku kognitif (CBT). CBT menggabungkan terapi eksposur dengan teknik lain untuk membantu Anda mengelola kecemasan dan mencegah pikiran Anda menjadi berlebihan.
Pilihan pengobatan lain yang dapat membantu Anda mengelola fobia meliputi:
- terapi bicara umum dengan konselor atau psikiater
- obat-obatan seperti beta-blocker dan sedatif untuk membantu mengurangi kecemasan dan gejala panik
- teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam dan yoga
- aktivitas fisik dan olahraga untuk mengelola kecemasan
- pernapasan penuh perhatian, observasi, mendengarkan, dan strategi penuh perhatian lainnya untuk membantu mengatasi stres
Sementara obat-obatan telah diuji dengan jenis gangguan kecemasan lainnya, sedikit yang diketahui tentang kemanjurannya dalam trypophobia.
Mungkin juga berguna untuk:
- istirahat yang cukup
- makan makanan yang sehat dan seimbang
- hindari kafein dan zat lain yang dapat memperburuk kecemasan
- hubungi teman, keluarga, atau kelompok dukungan untuk terhubung dengan orang lain yang mengelola masalah yang sama
- hadapi situasi menakutkan secara langsung sesering mungkin
Pandangan
Trypophobia bukanlah fobia yang diakui secara resmi. Beberapa peneliti telah menemukan bukti bahwa itu ada dalam beberapa bentuk dan memiliki gejala nyata yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang jika terpapar pemicunya.
Bicaralah dengan dokter atau konselor Anda jika Anda merasa menderita trypophobia. Mereka dapat membantu Anda menemukan akar ketakutan dan mengelola gejala Anda.