Apa itu hidrokolonoterapi, bagaimana cara melakukannya dan untuk apa
Isi
Hidrokolonterapi adalah prosedur untuk membersihkan usus besar di mana air hangat, disaring dan dimurnikan dimasukkan melalui anus, memungkinkan pembuangan kotoran dan racun yang terkumpul dari usus.
Oleh karena itu, jenis pengobatan alami ini sering digunakan untuk mengatasi sembelit dan gejala pembengkakan perut, namun sering juga diindikasikan dalam persiapan untuk pembedahan atau untuk meredakan gejala penyakit infeksi, inflamasi, rematik, otot dan sendi, misalnya.
Prosedur ini berbeda dengan enema, karena enema biasanya hanya membuang kotoran dari bagian awal usus, sedangkan hidrokolonoterapi membuat pembersihan usus menyeluruh. Lihat bagaimana Anda bisa melakukan enema di rumah.
Hidrokolonterapi selangkah demi selangkah
Hidrokolonterapi dilakukan dengan alat khusus yang harus dioperasikan oleh ahli kesehatan. Selama prosedur, ikuti langkah-langkah berikut:
- Pemasangan pelumas berbahan dasar air di anus dan peralatannya;
- Memasukkan tabung tipis ke dalam anus untuk melewatkan air;
- Gangguan aliran air ketika orang tersebut merasa tidak nyaman di perut atau tekanan yang meningkat;
- Melakukan pijat perut untuk memfasilitasi keluarnya tinja;
- Pembuangan kotoran dan racun melalui selang lain terhubung ke pipa air;
- Membuka aliran air baru ke dalam usus.
Proses ini biasanya berlangsung kurang lebih 20 menit, selama itu dua langkah terakhir diulangi hingga air yang dikeluarkan keluar bersih dan tanpa kotoran, artinya usus juga bersih.
Dimana melakukannya
Hidrokolonterapi dapat dilakukan di rumah sakit, klinik atau SPA, tetapi bagaimanapun sangat penting untuk mencari ahli gastroenterologi sebelum melakukan hidrokolonterapi untuk menilai apakah jenis prosedur ini aman untuk setiap situasi.
Siapa yang tidak boleh melakukannya
Hidrokolonterapi banyak digunakan untuk mengurangi gejala beberapa masalah gastrointestinal, seperti iritasi usus besar, sembelit atau perut kembung. Namun, perawatan ini tidak boleh digunakan jika orang tersebut memiliki:
- Penyakit Crohn;
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol;
- Wasir;
- Anemia berat;
- Hernia perut;
- Insufisiensi ginjal;
- Penyakit hati.
- Pendarahan usus.
Selain itu, hidrokolonterapi juga sebaiknya tidak dilakukan selama kehamilan, apalagi jika belum ada sepengetahuan dokter kandungan.