Peradangan di rahim: apa itu, gejala dan penyebab utama
Isi
- Gejala utama
- Peradangan di rahim dan kehamilan
- Penyebab peradangan di rahim
- Bisakah peradangan di rahim berubah menjadi kanker?
- Bagaimana pengobatan dilakukan
- Pilihan buatan sendiri
Peradangan pada rahim berhubungan dengan iritasi pada jaringan rahim yang terjadi terutama karena infeksi oleh mikroorganisme seperti Candida sp., Klamidia sp. atau Neisseria gonorrhoeae, tapi bisa juga karena alergi produk, perubahan pH karena kurangnya atau kelebihan kebersihan atau cedera di wilayah tersebut.
Peradangan pada rahim dapat menyebabkan gejala seperti keluarnya cairan, perdarahan di luar menstruasi, nyeri seperti kolik dan sensasi rahim yang membengkak, namun pada kebanyakan kasus, peradangan tidak menyebabkan munculnya gejala dan oleh karena itu diagnosis terlambat ditegakkan, mengakibatkan dalam penyakit yang memburuk.
Diagnosis dipastikan oleh ginekolog melalui pap smear atau tes yang disebut kolposkopi, di mana tanda-tanda peradangan diamati dan bahan dapat dikumpulkan untuk dianalisis. Perawatan biasanya dilakukan dengan pil atau salep, yang bisa berupa antibiotik atau obat antiradang, misalnya.
Gejala utama
Meskipun dalam banyak kasus radang rahim tidak menyebabkan munculnya tanda dan gejala, saat muncul mereka adalah:
- Kotoran kekuningan, coklat atau abu-abu dengan bau tidak sedap;
- Pendarahan selama atau setelah kontak intim;
- Pendarahan di luar periode menstruasi;
- Nyeri saat buang air kecil dan selama kontak intim;
- Nyeri di perut bagian bawah;
- Perasaan kembung di perut bagian bawah atau rahim.
Namun, penting untuk diingat bahwa gejala ini juga dapat muncul pada penyakit rahim lainnya, seperti fibroid atau polip rahim, misalnya. Lihat lebih lanjut tentang penyakit rahim.
Selain itu, nyeri saat buang air kecil dan sakit perut juga bisa menjadi tanda adanya peradangan pada ovarium yang biasanya berhubungan dengan bakteri dan dapat menyerang salah satu atau kedua ovarium. Pelajari cara mengidentifikasi peradangan ovarium dan cara mengobatinya.
Peradangan di rahim dan kehamilan
Peradangan di rahim menyulitkan wanita untuk hamil dengan mencegah embrio menanamkan dirinya di dinding rahim dan berkembang. Namun bila sudah terjadi selama kehamilan, biasanya tidak mengganggu perkembangan janin, jika ditangani dengan baik, namun bila tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi seperti aborsi.
Penyebab peradangan di rahim
Penyebab peradangan pada rahim meliputi:
- Adanya penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia, atau HPV;
- Vaginitis infeksiosa, seperti kandidiasis atau vaginosis bakterial, misalnya;
- Alergi terhadap kondom, diafragma atau bahan kimia seperti spermisida;
- Kurangnya kebersihan di area intim atau kebersihan yang berlebihan, terutama dengan penggunaan pancuran, karena ini mengubah pH vagina dan mendukung pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit;
- Cedera lahir.
Penting untuk mengidentifikasi penyebab radang rahim sehingga pengobatan yang tepat dilakukan dan untuk mencegah masalah terulang kembali.
Bisakah peradangan di rahim berubah menjadi kanker?
Jika peradangan pada rahim disebabkan oleh virus HPV, dan pengobatannya tidak dilakukan dengan baik, kemungkinan peradangan tersebut akan menjadi kanker serviks. Oleh karena itu, setiap kali ada tanda dan gejala yang menunjukkan adanya peradangan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mengidentifikasi penyebabnya dan memulai pengobatan sesegera mungkin.
Pahami apa saja gejala kanker serviks, risikonya, dan apa yang harus dilakukan jika dicurigai.
Bagaimana pengobatan dilakukan
Perawatan yang akan dilakukan untuk peradangan di rahim tergantung pada penyebab masalahnya. Bila penyakit disebabkan oleh adanya mikroorganisme asing, pengobatan dilakukan dengan menelan obat antibiotik, dalam bentuk tablet atau salep, antijamur atau antivirus, seperti Nistatin, Miconazole, Clindamycin atau Metronidazole, misalnya, yang harus digunakan sesuai dengan bimbingan dokter kandungan. Dalam beberapa kasus, pasangan seksual juga membutuhkan pengobatan, untuk memastikan bahwa mikroorganisme dibasmi dan dengan demikian mencegah peradangan kembali.
Selain itu, dokter kandungan juga dapat menunjukkan kauterisasi serviks, untuk membantu menyembuhkan beberapa cedera. Namun, jika peradangan di rahim disebabkan oleh alergi terhadap bahan yang bersentuhan dengan bagian dalam wanita, seperti kondom dan diafragma, penggunaan produk ini harus dihentikan dan, jika perlu, mengonsumsi obat antiinflamasi. Untuk meningkatkan rasa sakit dan memulihkan rahim.
Lihat lebih detail tentang pengobatan, termasuk obat yang bisa digunakan.
Pilihan buatan sendiri
Sebagai cara untuk melengkapi pengobatan peradangan di rahim, disarankan untuk menghindari kontak intim, minum sekitar 2 liter cairan sehari, selain pola makan yang sehat, yang mendukung penyembuhan peradangan, kaya omega-3. , Hadir dalam salmon, sarden, serta buah-buahan dan sayuran. Simak beberapa resep pengobatan rumahan untuk melengkapi pengobatan peradangan di rahim.