Sindrom Boerhaave
Isi
Sindrom Boerhaave adalah masalah langka yang terdiri dari munculnya kerongkongan secara spontan yang menyebabkan gejala seperti nyeri dada yang parah dan sesak napas, misalnya.
Umumnya, sindrom Boerhaave disebabkan oleh asupan makanan atau alkohol yang berlebihan yang menyebabkan muntah parah, tekanan perut yang meningkat, dan otot esofagus yang berlebih yang akhirnya robek.
Sindrom Boerhaave adalah keadaan darurat medis, oleh karena itu, penting untuk segera pergi ke rumah sakit jika Anda mengalami nyeri dada akut atau sesak napas untuk memulai pengobatan dalam 12 jam pertama dan menghindari komplikasi serius, seperti henti napas.
Tempat paling umum untuk pecahnya esofagusRontgen dadaGejala sindrom Boerhaave
Gejala utama sindrom Boerhaave meliputi:
- Nyeri dada parah yang memburuk saat menelan;
- Merasa sesak napas;
- Pembengkakan pada wajah atau tenggorokan;
- Perubahan suara.
Biasanya, gejala ini muncul setelah muntah, tetapi dalam beberapa kasus, mungkin juga muncul beberapa saat kemudian saat makan atau minum air, misalnya.
Selain itu, gejalanya bervariasi pada setiap kasus, dan mungkin menunjukkan tanda-tanda lain yang sama sekali berbeda seperti keinginan berlebihan untuk minum air, demam, atau muntah terus-menerus. Dengan demikian, diagnosis biasanya tertunda karena sindrom ini dapat dikacaukan dengan masalah jantung atau gastrointestinal lainnya.
Perawatan untuk sindrom Boerhaave
Perawatan untuk sindrom Boerhaave sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan operasi darurat untuk memperbaiki pecahnya kerongkongan dan mengobati infeksi yang biasanya berkembang di dada akibat penumpukan asam lambung dan bakteri dari makanan.
Idealnya, pengobatan harus dimulai dalam 12 jam pertama setelah kerongkongan pecah untuk mencegah perkembangan infeksi umum yang, setelah itu, mengurangi separuh harapan hidup pasien.
Diagnosis sindrom Boerhaave
Diagnosis sindrom Boerhaave dapat dilakukan melalui rontgen dada dan computed tomography, namun penting untuk memiliki akses ke riwayat pasien untuk menyingkirkan penyakit lain dengan gejala serupa, seperti perforasi tukak lambung, infark atau pankreatitis akut, yang mana lebih umum dan dapat menutupi sindrom tersebut.
Oleh karena itu, bila memungkinkan, sebaiknya pasien selalu didampingi oleh anggota keluarga atau orang dekat yang mengetahui riwayat kesehatan pasien atau yang dapat menggambarkan saat gejala muncul, misalnya.