Pecahnya testis - gejala dan cara mengobatinya
Isi
Pecahnya testis terjadi ketika ada pukulan yang sangat kuat ke daerah intim yang menyebabkan selaput luar testis pecah, menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat dan pembengkakan pada skrotum.
Biasanya, jenis cedera ini lebih sering terjadi hanya pada satu testis dan pada atlet yang memainkan olahraga high impact, seperti sepak bola atau tenis, misalnya, tetapi bisa juga terjadi akibat kecelakaan lalu lintas saat testis ditekan terlalu keras ke tulang. di daerah panggul, terutama pada kecelakaan sepeda motor.
Setiap kali terdapat kecurigaan adanya ruptur testis, dianjurkan segera pergi ke IGD untuk menjalani pemeriksaan USG dan mengevaluasi struktur testis. Jika ada yang pecah, perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki cedera tersebut.
Gejala utama
Pecahnya testis biasanya menyebabkan gejala yang sangat intens, seperti:
- Nyeri yang sangat parah di testis;
- Pembengkakan skrotum;
- Peningkatan sensitivitas di daerah testis;
- Memar dan bercak ungu pada testis;
- Adanya darah dalam urin;
- Keinginan untuk muntah yang tak terkendali.
Dalam beberapa kasus, karena rasa sakit yang sangat parah pada testis, pria juga biasa pingsan. Karena semua gejala ini lebih intens daripada pukulan biasa, biasanya mudah untuk mengidentifikasi bahwa perlu pergi ke rumah sakit.
Ketika ruptur diidentifikasi dan dirawat dalam beberapa jam pertama, tingkat keberhasilan yang lebih tinggi untuk memperbaiki lesi tanpa perlu mengangkat testis yang terkena akan lebih besar.
Bagaimana pengobatan dilakukan
Perawatan ruptur testis harus dipandu oleh ahli urologi, namun, hampir selalu diperlukan pembedahan dengan anestesi umum untuk menghentikan pendarahan, mengangkat jaringan dari testis yang sekarat dan menutup pecahnya membran.
Pada kasus yang paling parah, testis bisa sangat terpengaruh, oleh karena itu, sebelum memulai operasi, dokter biasanya meminta izin untuk mengangkat testis yang terkena jika perlu.
Bagaimana pemulihan dari operasi
Setelah pembedahan untuk ruptur testis, perlu dilakukan drainase kecil di skrotum, yang terdiri dari tabung tipis yang membantu menghilangkan kelebihan cairan dan darah yang dapat menumpuk selama proses penyembuhan. Saluran pembuangan ini biasanya dibuang setelah 24 jam sebelum pasien kembali ke rumah.
Setelah keluar, perlu minum antibiotik yang diresepkan oleh ahli urologi, serta obat antiinflamasi, tidak hanya untuk meredakan ketidaknyamanan tetapi juga untuk mempercepat pemulihan. Dianjurkan juga untuk beristirahat sebanyak mungkin di tempat tidur dan mengoleskan kompres dingin kapan pun diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan mengurangi rasa sakit.
Konsultasi tinjauan setelah operasi biasanya dilakukan setelah 1 bulan dan berfungsi untuk menilai keadaan penyembuhan dan untuk menerima panduan tentang jenis latihan yang bisa dilakukan.